Makalah Agama Islam Akhlak Pribadi 1 (Shiddiq, Amanah, Istiqamah)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akhlak Pribadi 1 (Shiddiq, Amanah dan Istiqamah)”  ini dengan lancar. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah pendidikan agama Drs. Edy Musoffa.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah pendidikan agama atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Akhlak Pribadi. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kelompok kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Yogyakarta,30 September 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan Masalah

BAB 2 Pembahasan

2.1 Pengertian Akhlak

2.2 Pentingnya Akhlak Dalam Kehidupan Manusia

  • Shiddiq
  • Amanah
  • Istiqamah

BAB 3 Kesimpulan dan Saran

BAB 4 Penutup

Daftar Pustaka

BAB 1

Pendahuluan

  1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak sedikit kaum  muslimin dalam berakhlak dan beradab tidak mengindahkan nilai-nilai keislaman. Padahal,islam telah mengatur dengan jelas tuntunan dalam berakhlak dan beradab sebagaimana yang di contohkan Rasulullah saw. Akhlak tentunya harus ditanamkan pada diri setiap manusia sejak dini dan di petahankan hingga ajal mejemput. Karena dengan adanya sifat akhlak pada diri manusia dapat menciptakan kehidupan yang damai bahagia dunia dan akhirat. Tetapi akhlak manusia di dunia pada  saat ini sudah mulai hilang dalam diri manusia. Sebagai contohnya semakin maraknya tindakan korupsi dikalangan pejabat baik daerah maupun Negara. Ini sangat disesalakan oleh banyak pihak terutama masyarakat. Pejabat yang sudah diberi kekuasaan tidak bisa dipercaya dan tidak jujur dalam menjalankan tugas dan kewajibannya,yang berarti tidak konsekuen dalam bekerja. Yang mengakibatkan masyarakat saat ini sudah mulai tidak percaya dengan orang-orang yang bekerja sebagai pejabat dalam setiap pekerjaan yang dikerjakan. Karena tindakan korupsi sangat merugikan banyak orang,oleh sebab itu  dari latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan akhlak?
  2. Mengapa akhlak sangat penting dalam kehidupan manusia?
  3. Apa yang dimaksud akhlak pribadi “siddiq, amanah dan istiqomah” ?

BAB 2

Pembahasan

Pengertian Akhlak

Secara etimologi akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabi’at. Sinonim kta akhlak adalah budi pekerti, tata krama, sopan santun, moral dan etic.

Sedangkan akhlak menurut istilah sebagaimana di ungkapkan oleh Imam Al-Ghazali adalah sebagai berikut : aklhlak adalah suatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa seorang manusiayang dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan sopan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Apabila naluri tersebut melahirkan suatu tindakan dan kelakuan yang baik dan terpuji menurut akal dan agama, maka disebut budi pekerti yang baik. Namun sebaliknya bila melahirkan tindakan dan kelakuan yang jahat maka disebut budi pekerti yang buruk.

Yang di maksud melahirkan tindakan dan kelakuan  ialah suatu yang dijelmakan anggota lahir manusia, misalnya tangan, mulut, demikian juga yang dilahirkan oleh anggota bathin yakni hati yang tidak dibuat-buat. Kalau kebiasaan yang tidak dibuat-buat itu baik disebut akhlak yang baik dan kalau kebiasaan yang buruk disebut akhlak yang buruk.

Jadi dapat kita simpulkan awal perbuatan yang itu lahir malalui kebiasaan yang mudah tanpa adanya pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu . contohnya jika seseorang memaksakan dirinya untuk mendermakan katanya / menahan amarahnya dengan terpaksa , maka orang yang semacam ini belum disebut dermawan / orang yang sabar. Seseorang yang memberikan pertolongan kepada orang lain belumlah dapat dikatakan ia seorang yang berakhlak baik.

Apabila ia melakukan hal tersebut karena dorongan oleh hati yang tulus, akhlas, dari rasa kebaikannya / kasihannya sesama manusia maka ia dapat dikatakan berakhlak dan berbudi pekerti yang baik. Jadi akhlak adalah masalah kejiwaan, bukan masalah perbuatan, sedangkan yang tampak berupa perbuatan itu sudah tanda / gejala akhlak.

Sedangkan akhlak menurut Ibrahim Anis adalah sifat yang tertanam di dalam jiwa yang dengannya malahirkan macam-macam perbuatan baik / buruk tampa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Dan menurut Abdul Karim Zaidan akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatan baik / buruk untuk kemudian memilih melakukan / meninggalkannya.

Dari beberapa pengertian tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa akhlak / khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran / pertimbangan terlebih dahulu serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

Sifat spontanitas dari akhlak tersebut ccontohnya adalah apabila ada seseorang yang menyumbang dalam jumlah besar untuk pembangunan mesjid setelah mendapat dorongan dari seorang da’i (yang mengemukakan ayat-ayat dan hadist-hadist tentang keutamaan membangun mesjid di dunia), maka orang tadi belum bisa dikatakan mempunyai sifat pemurah, karena kemurahannya itu lahir setelah mendapat dorongan dari luar dan belum tentu muncul lagi pada kesempatan yang lain.

Boleh jadi tanpa dorongan seperti itu, dia tida akan menyumbang. Dari keterangan di atas jelaslah bagi kita bahwa akhlak itu brsifat spontan dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar.

Menurut terminologi, filosofis akhlak Islam yang terpengaruh oleh filsafat Yunani ia memberikan defenisi akhlak yaitu suatu keadaan bagi jiwa yang mendorong ia melakukan tindakan. Dari keadaan itu tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi 2 ada yang berasal dari tabiat aslinya  ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi tindakan itu pda mulanya hanya melalui pemikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus menerus maka jadilah suatu bakat dan akhlak.

Di samping istilah akhlak juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Akhlak itu ada yang bersifat tabrat / alami, maksudnya bersifat fitrah sebagai pembawaan sejak lahir, misalnya sabar, penyayang, malu, sebagaimana di dalam hadist Abdil Qais disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW berkata kepadaku “sesungguhnya pada diri kamu ada dua tabiat yang di sukai Allah”, Aku berkata “Apa yang dua itu ya Rasulullah?”, rasulullah SAW menjawab “Sabar dan malu”.

Kata akhlak dipakai untuk perbuatan terpuji dan perbuatan tercela. Oleh karena itu akhlak memerlukan batasan agar bisa dikatakan akhlak terpuji / akhlak tercela.

Pentingnya Akhlak Dalam Kehidupan Manusia

Akhlak tentu amat penting karena merupakan asas yang dilakukan oleh Rasulullah saw ketika memulai pembentukan masyarakat Islam. Sheikh Mohamad Abu Zahrah dalam kitabnya Tanzim al-Islam Li al-Mujtama’ menyatakan bahawa budi pekerti atau moral yang mulia adalah satu-satunya asas yang paling kuat untuk melahirkan manusia yang berhati bersih, ikhlas dalam hidup, amanah dalam tugas, cinta kepada kebaikan dan benci kepada kejahatan.

sungguh akhlak itu sangat penting artinya dalam kehidupan bermasyarakat.dapat dibayangkan sperti apa jadinya bila suatu masyarakat tidak di bangun dengan asas akhlak yang mulia?sungguh akan terjadi suatu kehancuran pada masyarakat itu.

  • SHIDDIQ

Shiddiq ( ash-sidqu ) artinya benar atau jujur. Lawannya adalah dusta/bohong ( al-kazib ). Seorang Muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir dan batin. Benar hati ( shidq al-qalb ) , benar perkataan ( shidq al- hadits ) dan benar perbuatan ( shidq al-amal ). Antara hati, perkataan , dan perbuatan harus sama.

Rasulullah SAW melarang umatnya berbohong karena kebohongan akan membawa kepada kejahatan , akan berakhir di neraka.

“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa pada kebaikan, dan kebaikan membawa ke Surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran , akan ditulis oleh Allah sebagai seorang yang jujur ( Shiddiq ) . Dan jauhilah sifat bohong karena kebohongan membawa kepada kejahatan. Dan kejahatan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong ( kadzdzab.)” ( HR. Bukhari)

Bentuk-bentuk Shiddiq

Ada lima macam bentuk bentuk Shiddiq :

  1. Benar Perkataan ( Shidq al haditz )
  2. Benar Pergaulan ( Shidq al-muamalah )
  3. Benar Kemauan ( Shidq al-azam )
  4. Benar Janji ( Shidq al-wa’ad )
  5. Benar Kenyataan       ( Shidq al-hal )

Bentuk-bentuk Kebohongan

Sifat bohong adalah sifat yang sangat tercela .

  1. Khianat

Sifat khianat adalah sejelek jelek sifat bohong yang dimiliki seseorang.

  1. Mungkir Janji

Sifat mungkir janji menunjukkan pelakunya memiliki kepribadian yang lemah. Sifat itu mencabut kasih sayang dan mendatangkan kemudharatan.  Oleh sebab itu Rasulullah SAW memasukkan mungkir janji sebagai salah satu sifat orang orang munafik. ( HR. Muslim ).

  1. Kesaksian Palsu

Kebohongan jenis ini mendatangkan kemudharatan besar bagi masyarakat . orang yang tidak bersalah bisa dijatuhkan hukuman berat, nyawa bisa melayang, harta benda bisa hilang, semuanya karena kesaksian palsu.

  1. Fitnah

Fitnah akan mendatangkan mudharat yang besar bagi mesyarakat. Allah memberitahukan kepada orang orang yang beriman untuk tabayyun ( menyelidiki kebenaran suatu berita ), sebelum mempercayai berita yang disampaikan oleh orang fasik.

  1. Gunjing

Sifat ini menunjukan bahwa pelakunya memiliki jiwa yang sakit, tidak ada yang menjadi keiinginannya kecuali melihat orang bertengkar dan bermusuhan. Allah memberikan perumamaan orang yang menggunjingkan orang lain seperti memakan bangkai saudaranya.

“dan janganlah sebagin kamu, menggunjingkan sebahagian yang lain. Sukakah  salah seorang dari kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik padanya.” (QS. Al-Hujarat 49:12).

Ciri-ciri Orang yang Bersifat Shiddiq

Orang-orang yang siddiq memiliki beberapa fitur, di antara fitur-fitur mereka yang Allah gambarkan dalam Al-Quran adalah:

  1. Teguh pendiriannya terhadap apa yang dicita-citakan (diyakininya). Firman Allah SWT: “Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati (membenarkan) apa yang telah mereka janjikan kepada Allah,  maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya). ” (QS Al-Ahzab: 23)
  1. Tidak ragu untuk berjihad dengan harta dan jiwa mereka. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. ”(QS Al-Hujurat: 15)
  1. Memiliki keimanan kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, bersedekah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menepati janji dan sabar. FirmanNya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan , penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. ”(QS Al-Baqarah: 177)
  1. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap Islam. Firman Allah SWT: “… barang siapa yang berpegang teguh dengan agama Allah, maka sungguh ia telah mendapatkan hidayah menuju jalan yang lurus …”(QS Ali Imran: 101).

Cara Memcapai Sifat Shiddiq

           Setelah kita melihat urgensitas sifat sidiq ini, maka setidaknya muncul dalam hati kita keinginan untuk melengkapi diri dengan sifat ini. Karena sifat ini benar-benar merupakan intisari dari kebaikan. Dan sifat ini pulalah yang dimiliki oleh sahabat yang paling dicintai Rasulullah SAW yaitu Abu Bakar Asidiq. Penulis melihat ada beberapa cara yang semoga dapat membantu menumbuhkan sifat ini:

  1. Senantiasa memperbaharui keimanan dan keyakinan kita (baca; ketsiqahan) kepada Allah SWT. Karena pondasi dari sifat sidiq ini adalah kuatnya keyakinan kepada Allah.
  2. Melatih diri untuk bersikap jujur diamana saja dan kapan saja serta kepada siapa saja. Karena kejujuran merupakan karakter mendasar sifat sidiq.
  3. Melatih diri untuk senantiasa membenarkan sesuatu yang datang dari Allah (Al-Qur’an dan sunnah) , meskipun hal tersebut terkesan bertentangan dengan rasio. Karena kebenaran mutlak hanyalah milik Allah. Sementara ijtihad manusia masih sangat memungkinkan adanya kesalahan.
  4. Senantiasa melatih diri untuk komitmen dengan Islam dalam segala aspeknya; aqidah, ibadah, akhlaq dan syari’ah. Karena salah satu ciri siddiqin adalah memiliki komitmen yang tinggi terhadap Islam:
    “…barang siapa yang berpegang teguh dengan agama Allah, maka sungguh dia telah mendapatkan hidayah menuju jalan yang lurus…”
  5. Sering mentadaburi ayat-ayat Allah, hadits-hadits Rasulullah SAW mengenai sifat sidiq. Karena mentadaburi ayat dan hadits juga merupakan cara tersendiri yang sangat membekas dalam jiwa manusia.
  6. Senantiasa membuka-buka lembaran-lembaran sejarah kehidupan salafu shaleh, terutama pada sikap-sikap mereka yang menunjukkan kesiddiqannya.
  7. Memperbanyak dzikir dan amalan-amalan sunnah. Karena dengan hal-hal tersebut akan menjadikan hati tenang dan tentram. Hati yang seperti ini akan mudah dihiasi sifat sidiq.
  • AMANAH

Amanah artinya dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan sesesorang semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya. Rasulullah bersabda “Tidak(sempurna) iman seseorang yang tidak amanah,dan tidak (sempurna) agama orang yang tidak menunaikan janji”. (HR. Ahmad)

Amanah adalah memelihara titipan dan mengebalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula, makhluk-makhluk Allah yang besar seperti langit bumi matahari bulan bintang bintang lautan pohon-pohon dan lainnya tidak sanggup memikulnya

Bentuk-bentuk Amanah

  1. Memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula
  2. Menjaga rahasia
  3. Tidak menyalahgunakan jabatan
  4. Menunaikan kewajiban dengan baik
  5. Memeihara semua nikmat yang diberikan Allah

Khianat

Sifat khianat adalah sifat kaum munafik yang sangat dibenci oleh Allah SWT,apalagi kalau yang dikhianatinya adalah Allah dan Rasul-Nya. Oleh sebab itu Allah melarang orang-orang yang beriman mengkhianati Allah SWT.firman nya:

Hai orang-orang yang beriman,janganlah kamu mengkhianati Allah dan rasul dan juga janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang di percayakan kepadamu,sedangkan kamu mengetahui.”(QS.Al-anfal 8:27)

Bahkan pengkhianatanpun tidak boleh dibalas dengan pengkhianatan.Rasulullah SAW bersabda:

tunaikan lah amanah terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu.”(HR.Ahmad dan Abu Daud)

dalam doa-doanya Rasulullah saw sering meminta agar di lindungi dari sifat khianat.misalnya Do’a seperti di bawah ini:

ya Allah aku berlindung kepada –Mu daripada kelaparan,karena lapar merupakan sejelek-jelek teman berbaring,dan aku mohon perlidungan –Mu daripada khianat,karena ia adalah kawan dekat yang paling buruk.”(HR. Abu Daud)

  • ISTIQAMAH

Secara etimologi, istiqamah berasal dari kata istaqama-yastaqimu, yang berarti tegak lurus. Istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.

Dalam terminology Akhlaq, istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Seorang yang istiqamah laksana batu karang di tengah-tengah lautan yang tidak bergeser sedikitpun  walau dipukul oleh gelombang yang bergulung-gulung.

Perintah supaya ber Istiqamah di nyatakan dalam Al-Qur’an dan sunnah.Allah berfirman:

katakanlah:”bahwa sanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu,di wahyu kan kepadaku bahwa sanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa,maka Istiqamah lah menuju kepada –Nya dan memohonlah ampun kepada –Nya.dan kecelakaan yang besar lah bagi orang-orang yang bersekutukan –Nya.” (QS.Fushshilat 41:06)

Iman yang sempurna adalah iman yang mencakup tiga dimensi : hati,lisan dan amal perbuatan. Seorang yang beriman haruslah istiqamah dalam ketiga dimensi tersebut. Dia akan selalu menjaga kesucian hatinya, kebenaran perkataannya dan kesesuaian perbuatannya dengan ajaran islam.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan ad-Daarami dari iIbnu Mass’ud ra, diterangkan bahwa Rasulullah  SAW pada suatu hari membuat satu ggaris lurus dihadapan beberapa sahabat. Kemudian beliau menunjuk pada garis-garis yang banyak yang ada di kiri kanangaris lurus itu dan berkata:”Inilah jalan-jalan yang bersimpang, pada setiap jalan itu adda syaitan yang selalu menggoda.

Ujian Keimanan

Seorang mukmin yang istiqamah tentu akan tetap teguh dengan keimanannya menghadapi dua macam ujian tersebut.Dia tidak akan mundur oleh ancaman,siksaan dan segala macam hambatan lainnya.Tidak terbujuk oleh harta,pangkat,kemegahan,pujian dan segala macam kesenangan semu lain nya.

Rasulullah SAW adalah contoh teladan utama dalam istiqamah.Baik dengan siksaan,ancaman,dan celaan,maupun dengan bujukan,beliau tidak bergeser sedikitpun dari jalan Allah.Keteguhan hati itu pulalah yang di perlihatkan oleh Bilal ibn Rabbah tatkala disiksa oleh majikannya.

Buah dari Istiqamah

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Tuhan kami ialah Allah”,kemudian mereka istiqamah ,maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih;dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surge yang telah di janjikan Allah kepadamu.Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di Akhirat;di dalamnya kamu memperolaeh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula di dalmnya apa yang kamu minta.Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi maha Penyayang.”(QS.Fuhsilat 41: 30-32).

Rasa sedih yang harus di hindari adalah rasa sedih yang berlarut-larut yang menyebabkan rasa kehilangan semangat dan selalu diliputi penyesalan.Orang yang istiqamah tidak akan hanyut dengan kesedihan.

Dalam ayat di atas juga di janjikan oleh Allah SWT perlindungan-Nya bagi orang-orang yang ber istiqamah. Demikianlah,sikap istiqamah memang sangat di perlukan dalam kehidupan ini.Karena tanpa sikapp seperti itu seseorang akan cepat berputus asa dan cepat lupa diri,dan mudah terombang ambing oleh berbagai macam arus.Orang yang tidak ber istiqamah ibarat baling-baling di atas bukit yang berputar menuruti arah angin yang berhembus.

BAB 3

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah ilmu yang menerangkan tentang perilaku atau perbuatan manusia. Akhlak itu sangat penting bagi manusia. Sifat seseorang dapat dilihat dari akhlak seseorang tersebut. Kemuliaan akhlak sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Islam sebagai agama yang dibawa nabi Muhammad saw adalah agama yang sempurna dan menghendaki kesempurnaan akhlak manusia. Akhlak itu terbagi menjadi dua, yaotu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali melakukan akhlak terpuji tapi dibarengi juga dengan akhlak tercela.

Jadi perilaku Shiddiq,Amanah dan Istiqamah merupakan contoh akhlak yang terpuji dan wajib dimiliki setiap umat di dunia,karena dengan adanya contoh-contoh dari akhlak diatas bisa menciptakan kedamaian dunia dan akhirat.

Saran

Baiknya shiddiq,amanah,istiqamah yang merupakan contoh-contoh dari akhlak ada dalam pribadi setiap umat mausaia yang ditanamkan sejak dini dan bertahan hingga ajal menjemput.

BAB 4

Penutup

Demikian makalah pendidikan agama yang berjudul Akhlak Pribadi 1 (Shiddiq,Amanah,Istiqamah) dari kami segenap kelompok 4. Jika ada salah kata atau kurangnya,mohon di beri pencerahan,dan kami meminta maaf yang sebesar-besarnya,Terima kasih.

Leave a comment